Lumajang – Setelah 40 hari di desa dampingan bersama dengan komunitas masyarakat, akhirnya mahasiswa KKN Participatori Action Research (PAR) IAI Syarifuddin Lumajang secara resmi diserahkan kembali oleh pihak kecamatan pada Rektor, di Aula Kecamatan Gucialit, Senin 21/1/2019.
Dalam kesempatan itu pula, ketua panitia KKN PAR 2018-2019 H. Muhammad Abdul Halim Sidiq, M.Pd.I menyampaikan hasil dampingan yang dilakukan oleh dosen pembimbing dan mahasiswa selama bersama masyarakat.
“Ada banyak capaian dampingan yang dapat kami laporkan kepada Bapak Camat dan Bapak Rektor IAI Syarifuddin. Pada prinsipnya, mahasiswa KKN bersama-sama masyarakat berhasil membentuk komunitas dan local leadernya, ini sebagai bagian penting dari metodologi yang kita terapkan, agar masyarakat dapat terus melakukan perubahan.” Ucapnya di depan ratusan mahasiswa dan kepala desa yang hadir.
Dari hasil laporan yang disampaikan ketua panitia, capaian di 11 lokasi dampingan yang tercatat antara lain:
Lebih lanjut H. Halim menyampaikan bahwa ada prinsip lain dari Participatory Action Research yang harus muncul. “Dari seluruh hasil itu, komunitas adalah ending dari pendampingan ini, serta munculnya local leader sebagai penggerak. Karena harapannya, setelah pendampingan selesai, masyarakat bersama dengan komunitasnya mampu mengatasi problem mereka sendiri.” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Haidar Idris, M.Th.I, Wakil Rektor II yang juga tim ahli PAR IAI Syarifuddin. Ia mengungkapkan bahwa hasil pendampingan fokus pada perubahan kesadaran. "Kalau masyarakat sudah sadar, dan paham cara menyelesaikan persoalan, maka itu investasi yang luar biasa. Mereka akan tetap mandiri sekalipun kita sudah meninggalkan lokasi dampingan. Itu harapan besarnya." tuturnya.
"Ke depan, metodologi ini akan terus dikembangkan, karena ini adalah distingsi IAI Syarifuddin." Pungkasnya_One