MEDIA DAN PERUBAHAN SOSIAL Unggul, Islami, & Santri
MEDIA DAN PERUBAHAN SOSIAL

Keterangan Gambar : Dr. KH. Abdul Wadud Nafis, Lc., M.E.I. (Ketua Yayasan Kyai Syarifuddin Lumajang)


Oleh : Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc., M.E.I.

 

Di tengah gelombang perubahan yang begitu cepat, media muncul sebagai kekuatan yang tak terelakkan, menjadi jembatan yang menghubungkan antara masa lalu yang tradisional dan masa depan yang penuh dengan potensi tak terbatas. Seperti sebuah sungai deras yang mengalir membawa segala hal, media tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk pola pikir, membangun opini, dan menyulut api perubahan sosial di setiap sudut masyarakat.

Dari era informasi yang terpusat melalui radio dan televisi, hingga ledakan digitalisasi yang tak terbendung dengan media sosial yang meraja, setiap kata, gambar, dan klik yang dibagikan memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Inilah yang membedakan media dari sekadar saluran komunikasi—media adalah agen revolusi yang menggerakkan masa depan.

Bagaimana media menjadi pembentuk utama dalam perubahan sosial? Bagaimana genggaman tangan kita di layar ponsel dapat menggerakkan jutaan orang untuk melawan ketidakadilan atau memperjuangkan perubahan yang lebih besar? Ini adalah kisah tentang bagaimana media, dalam berbagai bentuknya, menjadi pemersatu, penggerak, bahkan pengubah sejarah sosial manusia.

Dalam pembahasan ini, kita akan mengungkap betapa besar peran media dalam mengguncang struktur sosial dan membentuk wajah dunia yang kita kenal hari ini. Bersiaplah untuk menyelami bagaimana media membentuk opini, mengubah nilai, dan mempercepat perubahan sosial—dalam dunia yang tak lagi bisa kita bayangkan tanpa kehadirannya.

Tentu, berikut adalah uraian yang lebih mendalam mengenai hubungan antara media dan perubahan sosial, dengan fokus yang lebih luas dan terperinci tentang bagaimana media berperan dalam transformasi sosial, serta implikasinya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.

 

1.    Pengertian Media dan Perubahan Sosial

     a.    Media

Media adalah saluran atau alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada publik. Dalam masyarakat modern, media terbagi menjadi beberapa jenis:

Media Massa Tradisional: Seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi, yang memiliki jangkauan luas dan dapat memengaruhi banyak orang dalam waktu singkat.

Media Digital: Seperti internet, situs web, dan media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, TikTok), yang menawarkan interaksi langsung dan pengaruh yang lebih cepat, serta akses yang lebih luas ke berbagai kalangan.

Media memiliki dua fungsi utama dalam konteks sosiologi: informasi dan sosialisasi. Media bertugas menyebarkan informasi yang dapat memengaruhi sikap dan perilaku sosial masyarakat, serta mentransmisikan nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat.

      b.    Perubahan Sosial

Perubahan sosial merujuk pada perubahan yang terjadi dalam struktur dan pola interaksi dalam masyarakat. Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau cepat, bersifat revolusioner atau evolusioner, dan dapat dipicu oleh banyak faktor, baik internal (seperti inovasi sosial dan ekonomi) maupun eksternal (seperti bencana alam, globalisasi, atau teknologi baru). Perubahan sosial mencakup berbagai aspek, mulai dari perubahan budaya, perubahan ekonomi, perubahan politik, hingga perubahan dalam struktur keluarga dan peran gender.

 

2.    Media sebagai Katalisator Perubahan Sosial

     a.    Agen Penyebaran Ide dan Pengetahuan

Media berfungsi sebagai sarana untuk menyebarkan ide-ide baru dan informasi yang memperkenalkan pandangan atau konsep baru kepada masyarakat. Dalam konteks ini, media bertindak sebagai agen sosial yang dapat memperkenalkan gagasan-gagasan yang pada awalnya dianggap asing, kemudian diterima dan diadaptasi dalam kehidupan masyarakat. Misalnya, gerakan feminisme yang didorong oleh pemberitaan media dapat memperkenalkan ide kesetaraan gender dan mendukung peran perempuan dalam berbagai bidang.

Media juga memperkenalkan konsep-konsep baru dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan teknologi yang mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat. Dalam hal ini, media digital (misalnya, YouTube atau podcast) memungkinkan edukasi yang lebih luas dan lebih inklusif.

     b.    Mempengaruhi Opini Publik dan Kesadaran Kolektif

Media memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik. Dengan menampilkan isu-isu tertentu secara terus-menerus, media dapat menciptakan kesadaran kolektif tentang suatu masalah sosial atau politik. Misalnya, pemberitaan mengenai perubahan iklim telah mempercepat kesadaran global mengenai pentingnya keberlanjutan lingkungan. Demikian pula, media sosial mempercepat penggerakan opini tentang masalah-masalah seperti ketidakadilan rasial atau hak-hak LGBTQ+.

Pengaruh media dalam membentuk opini ini sangat besar, karena masyarakat sering kali lebih mengandalkan media untuk mendapatkan informasi mengenai isu-isu sosial dan politik. Selain itu, media juga dapat menciptakan agenda setting, yakni penentuan isu-isu apa yang penting untuk dibahas dan menjadi perhatian publik.

     c.    Membentuk Norma dan Nilai Sosial

Media, baik media massa maupun media sosial, berperan dalam mengembangkan dan memperbaharui norma serta nilai sosial dalam masyarakat. Misalnya, dalam beberapa dekade terakhir, media telah memainkan peran penting dalam mengubah pandangan masyarakat tentang hak-hak perempuan, hak-hak minoritas, dan isu-isu keberagaman lainnya. Representasi yang lebih inklusif dalam media dapat memperkuat nilai-nilai sosial yang mendukung kesetaraan dan toleransi.

 

3.    Pengaruh Media dalam Berbagai Aspek Perubahan Sosial

     a.    Perubahan Sosial Politik

Media memiliki peran krusial dalam proses politik dan demokrasi. Media massa berfungsi sebagai alat pengawasan terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga publik, serta memberikan informasi yang dibutuhkan oleh publik untuk membuat keputusan yang terinformasi. Jurnalisme investigasi, misalnya, telah banyak mengungkapkan skandal atau tindakan korupsi yang dapat memicu perubahan sosial politik di negara tertentu.

Selain itu, media adalah sarana penting dalam kampanye politik dan proses pemilu, dimana kandidat dapat menyebarkan visi dan misinya. Dalam beberapa kasus, media sosial telah menjadi alat yang sangat kuat dalam mobilisasi politik, seperti yang terlihat dalam gerakan Arab Spring dan gerakan Black Lives Matter, yang dipicu dan diperkuat oleh media sosial.

      b.    Perubahan Sosial Ekonomi

Media berpengaruh besar terhadap perubahan sosial ekonomi, terutama melalui inovasi dan teknologi. Media digital memungkinkan perkembangan e-commerce, platform berbagi, dan model bisnis baru yang merubah lanskap ekonomi secara global. Contoh konkret adalah perkembangan platform seperti Tokopedia, Bukalapak, atau Go-Jek, yang merubah cara orang berbelanja, bekerja, dan berbisnis.

Selain itu, media juga memperkenalkan ide-ide baru tentang kewirausahaan dan keberlanjutan yang dapat mengubah cara orang berpikir tentang pengelolaan sumber daya dan kekayaan. Crowdfunding dan peer-to-peer lending, yang dipopulerkan melalui media, memungkinkan individu atau kelompok untuk membiayai usaha mereka tanpa bergantung pada lembaga keuangan tradisional.

      c.    Perubahan Sosial Budaya

Media berperan dalam mengubah norma dan nilai sosial dalam masyarakat. Misalnya, perubahan dalam pandangan terhadap peran gender, terutama terkait dengan perempuan yang bekerja di luar rumah dan perjuangan kesetaraan gender, seringkali dipengaruhi oleh gambaran yang ada dalam media. Representasi perempuan yang kuat dan independen dalam film dan iklan dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap perempuan.

Media juga mengubah cara orang berinteraksi dalam kehidupan sosial mereka. Media sosial memungkinkan orang untuk berkomunikasi dan berinteraksi melintasi batasan geografis dan budaya, yang mengarah pada pembentukan identitas global dan keragaman budaya yang lebih luas.

 

4.    Media Sosial dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Sosial

 

Media sosial telah memberikan dimensi baru dalam perubahan sosial. Platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok tidak hanya menghubungkan individu, tetapi juga memungkinkan terciptanya komunitas yang memperjuangkan perubahan sosial secara langsung. Hashtag campaigns seperti #MeToo, #BlackLivesMatter, dan #ClimateAction menunjukkan bagaimana media sosial dapat mempercepat perubahan sosial dengan mengorganisir gerakan global.

Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa memperburuk polarisasi sosial. Informasi yang tidak terverifikasi atau berita palsu dapat menyebar dengan cepat dan memperburuk ketegangan sosial atau menciptakan kesalahpahaman. Oleh karena itu, penting bagi media sosial untuk memiliki mekanisme untuk memverifikasi informasi dan mencegah penyebaran konten yang merusak.

Media, baik tradisional maupun digital, berperan sangat penting dalam mempercepat atau memperlambat perubahan sosial. Media bukan hanya sebagai saluran informasi, tetapi juga sebagai agen sosial yang membentuk nilai, norma, dan struktur masyarakat. Dalam konteks perubahan sosial, media memberikan ruang untuk berdiskusi, mengedukasi, memperkenalkan inovasi, serta mendorong gerakan-gerakan yang membawa perubahan positif. Namun, tantangan yang dihadapi oleh media adalah penyebaran informasi yang salah, yang bisa memperburuk polarisasi sosial dan menghambat kemajuan. Oleh karena itu, peran media sebagai agen perubahan sosial harus dilakukan dengan tanggung jawab dan kedalaman analisis.

 

Penutup

Dalam dunia yang terus berubah ini, media telah menjadi kekuatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga merupakan agen perubahan yang memengaruhi pola pikir, nilai-nilai sosial, dan bahkan struktur masyarakat itu sendiri. Dari media tradisional yang mendominasi di masa lalu hingga kekuatan digital yang mendominasi zaman ini, peran media dalam mempercepat, mengubah, atau bahkan membentuk perubahan sosial tak bisa diragukan lagi.

Namun, sebagaimana besarnya potensi media untuk membawa perubahan positif, tantangan besar juga datang bersamanya. Penyebaran informasi yang salah, polarisasi sosial, dan manipulasi opini adalah sisi gelap yang harus dihadapi. Oleh karena itu, kita perlu bijaksana dalam memanfaatkan kekuatan media, dengan mengedepankan tanggung jawab sosial dalam setiap informasi yang disebarkan.

Pada akhirnya, media akan terus berperan dalam menggiring masyarakat menuju era baru, lebih cerdas, lebih inklusif, dan lebih peduli terhadap sesama. Media bukan hanya menyampaikan cerita; ia menulis ulang sejarah, menciptakan narasi baru, dan membentuk masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kekuatan media dengan penuh kesadaran, untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih berkelanjutan dan memberi dampak positif bagi generasi mendatang.

 

 

Daftar Pustaka

 

  1. McQuail, D. (2010). Mass Communication Theory: An Introduction (6th ed.). Sage Publications.
  2. Castells, M. (2009). Communication Power. Oxford University Press.
  3. Giddens, A., Duneier, M., Appelbaum, R. P., & Carr, D. (2017). Introduction to Sociology (10th ed.). Pearson Education.
  4. Herman, E. S., & Chomsky, N. (1988). Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media. Pantheon Books.
  5. Lievrouw, L. A., & Livingstone, S. (2006). Handbook of New Media: Social Shaping and Consequences of ICTs. Sage Publications.
  6. Papacharissi, Z. (2010). A Private Sphere: Democracy in a Digital Age. Polity Press.
  7. Tufekci, Z. (2017). Twitter and Tear Gas: The Power and Fragility of Networked Protest. Yale University Press.
  8. Berkowitz, D., & Kahn, R. (2009). The Politics of News: A Reader. Blackwell Publishing.
  9. Fuchs, C. (2017). Social Media: A Critical Introduction. Sage Publications.
  10. Couldry, N., & Hepp, A. (2017). The Mediated Construction of Reality. Polity Press.