Keterangan Gambar : Dr. KH. Abdul Wadud Nafis, Lc., M.E.I. (Ketua Yayasan Kyai Syarifuddin Lumajang)
Oleh : Dr.
Abdul Wadud Nafis, Lc., M.E.I.
Dalam era globalisasi yang
semakin dinamis, perguruan tinggi agama Islam dihadapkan pada tantangan besar
untuk bertransformasi menjadi institusi pendidikan yang tidak hanya unggul
secara lokal, tetapi juga mampu bersaing di tingkat internasional. Sebagai
lembaga yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, perguruan
tinggi agama Islam memiliki potensi unik untuk memberikan kontribusi besar bagi
peradaban dunia. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan strategi yang
tepat dan komprehensif guna meningkatkan mutu pendidikan, kualitas riset, serta
memperluas jaringan internasional.
Pengembangan perguruan tinggi
agama Islam menuju status bertaraf internasional tidak hanya menuntut
peningkatan akademik, tetapi juga integrasi teknologi, penguatan riset, serta
kolaborasi global. Dengan pendekatan yang holistik, perguruan tinggi dapat
membangun reputasi yang kuat dan diakui secara global, sembari tetap mempertahankan
identitas Islam yang moderat dan inklusif.
Makalah ini akan mengulas
strategi-strategi penting yang perlu diadopsi oleh perguruan tinggi agama
Islam, mulai dari peningkatan kualitas akademik, pengembangan sumber daya
manusia, hingga internasionalisasi kampus. Semua langkah ini dirancang untuk
menjadikan perguruan tinggi agama Islam sebagai punggung pendidikan yang tidak
hanya relevan di tingkat nasional, tetapi juga mampu menjawab tantangan global
dengan solusi-solusi yang inovatif dan berkelanjutan.
Strategi pengembangan perguruan
tinggi agama Islam untuk mencapai status perguruan tinggi bertaraf
internasional memerlukan pendekatan yang komprehensif, dengan fokus pada
berbagai aspek penting. Berikut beberapa strategi yang bisa diadopsi:
1.
Peningkatan Kualitas Akademik.
Penguatan Kurikulum: Mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan standar internasional, yang memadukan pengetahuan agama Islam dengan
ilmu pengetahuan modern. Ini juga mencakup kurikulum yang berbasis riset dan
inovasi.
Akreditasi Internasional: Mendorong program studi untuk
mendapatkan akreditasi dari lembaga internasional guna meningkatkan pengakuan
global.
Pengajaran Berbasis Teknologi: Mengintegrasikan teknologi
dalam pembelajaran, seperti e-learning, blended learning, dan penggunaan media
digital untuk mendukung pendidikan jarak jauh.
2.
Peningkatan Kualitas Dosen dan Penelitian.
Pengembangan Kompetensi Dosen**: Meningkatkan kualifikasi
dosen melalui program doktoral di luar negeri, pertukaran dosen, dan kolaborasi
internasional. Dosen harus mampu mempublikasikan karya ilmiah di jurnal
internasional.
Riset Kolaboratif: Mendorong kerjasama penelitian dengan
universitas luar negeri, baik dalam bidang ilmu agama maupun sains, untuk
memperluas wawasan dan relevansi global.
Pembiayaan Penelitian: Meningkatkan anggaran penelitian dan
memberikan insentif bagi dosen dan mahasiswa yang berprestasi dalam penelitian
internasional.
3.
Kolaborasi dan Kemitraan Internasional.
Pertukaran Mahasiswa dan Dosen: Menjalin kerjasama dengan
perguruan tinggi di luar negeri untuk program pertukaran mahasiswa dan dosen,
guna meningkatkan jejaring dan pengalaman internasional.
Aliansi Global: Membangun aliansi dengan universitas
terkemuka dunia untuk kerjasama dalam hal pengembangan program studi,
penelitian, dan publikasi.
4.
Internasionalisasi Kampus.
Lingkungan Multikultural: Menciptakan lingkungan kampus
yang multikultural dengan mendatangkan mahasiswa internasional dan memberikan
layanan khusus bagi mereka, termasuk pengajaran dalam bahasa Inggris.
Program Berbahasa Asing: Mengembangkan program studi yang
disampaikan dalam bahasa internasional, seperti bahasa Inggris atau Arab, untuk
menarik lebih banyak mahasiswa asing.
Penyelenggaraan Konferensi Internasional: Aktif
menyelenggarakan konferensi ilmiah berskala internasional di kampus untuk
memperkuat reputasi di kancah global.
5.
Peningkatan Infrastruktur.
Pembangunan Fasilitas Berstandar Internasional: Membangun
infrastruktur pendidikan, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas riset yang
berstandar internasional untuk mendukung pengembangan akademik.
Digitalisasi: Mengoptimalkan sistem administrasi kampus
berbasis teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan
aksesibilitas.
6.
Fokus pada Nilai dan Ciri Khas Islam.
Penguatan Nilai-Nilai Islam: Tetap mempertahankan
keunggulan dalam pendidikan agama Islam dengan pendekatan yang moderat,
inklusif, dan relevan dengan tantangan global.
Kajian Interdisipliner: Mengembangkan kajian-kajian
interdisipliner antara agama Islam dan bidang ilmu pengetahuan lainnya untuk
memberikan kontribusi unik di tingkat internasional.
7.
Pengembangan Kewirausahaan dan Inovasi.
Inkubator Bisnis dan Start-up: Mendorong mahasiswa dan
dosen untuk menciptakan start-up berbasis inovasi dan teknologi, yang dapat
membawa perguruan tinggi menjadi pusat pengembangan ide kreatif.
Pusat Pengembangan Kewirausahaan: Membuka pusat
pengembangan kewirausahaan yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi umat dan
masyarakat global, yang dapat menarik perhatian dunia.
Dengan strategi-strategi
tersebut, perguruan tinggi agama Islam bisa bertransformasi menjadi institusi
berkelas dunia, tanpa menghilangkan identitas dan nilai-nilai Islami yang
menjadi dasar pendiriannya.
Secara keseluruhan, pengembangan
perguruan tinggi agama Islam menuju status bertaraf internasional memerlukan
strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Melalui peningkatan kualitas
akademik, riset, kerjasama global, serta internasionalisasi kampus, perguruan
tinggi agama Islam dapat mengukir prestasi di kancah dunia. Upaya ini tidak
hanya akan memperkuat posisi institusi di tingkat global, tetapi juga menjaga
relevansi nilai-nilai Islam dalam menjawab tantangan peradaban modern. Dengan
langkah-langkah strategis yang tepat, perguruan tinggi agama Islam dapat
menjadi pelopor pendidikan unggul yang berperan aktif dalam kemajuan global.
Daftar Pustaka
1.
Arifin, Zainal. (2014). Manajemen Perguruan
Tinggi: Teori dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
2.
Hasbullah. (2009). Otonomi Pendidikan: Kebijakan
Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
3.
Mulyasa, E. (2012). Manajemen Berbasis Sekolah:
Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
4.
Mukhtar & Iskandar. (2013). Orientasi Baru
dalam Manajemen Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.
5.
Suharsaputra, Uhar. (2015). Manajemen Pendidikan
Perguruan Tinggi. Bandung: Refika Aditama.
6.
Tilaar, H.A.R. (2012). Pendidikan, Kebudayaan,
dan Masyarakat Madani Indonesia: Strategi Reformasi Pendidikan Nasional.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
7.
Wahjosumidjo. (2007). Kepemimpinan Kepala
Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
8.
Zamroni. (2000). Paradigma Pendidikan Masa
Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing.