Keterangan Gambar : Dr. KH. Abdul Wadud Nafis, Lc., M.E.I. (Ketua Yayasan Kyai Syarifuddin Lumajang)
Oleh : Dr. Abdul Wadud
Nafis, LC , M.E.I.
Kurikulum Merdeka hadir sebagai solusi inovatif
untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin dinamis dan kompleks. Di
era di mana teknologi, ekonomi, dan kebutuhan masyarakat terus berkembang
dengan pesat, pembelajaran tradisional dianggap tidak lagi cukup untuk
mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi masa depan. Oleh karena itu,
Kurikulum Merdeka dirancang dengan fleksibilitas, kreativitas, dan otonomi yang
lebih besar bagi guru serta siswa.
Pengantar ini bertujuan memberikan pemahaman
mendalam tentang konsep, prinsip, dan karakteristik Kurikulum Merdeka, yang
mengedepankan pendidikan yang berpusat pada siswa. Di sini, siswa tidak hanya
diajarkan materi, tetapi juga didorong untuk menemukan minat mereka, mengasah
kemampuan kritis, serta terlibat aktif dalam pembelajaran berbasis proyek yang
relevan dengan dunia nyata. Tak hanya itu, guru juga memiliki kebebasan lebih
dalam mendesain proses belajar, sehingga dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan
dan potensi siswa di masing-masing kelas.
Meski demikian, seperti inovasi lainnya,
penerapan Kurikulum Merdeka tidak luput dari tantangan. Mulai dari kesenjangan
sumber daya hingga kesiapan tenaga pengajar menjadi isu yang perlu mendapat
perhatian. Melalui analisis yang komprehensif, baik dari sisi kelebihan maupun
kelemahan, kita bisa melihat bagaimana Kurikulum Merdeka dapat dioptimalkan,
termasuk cara mengatasi kekurangan yang ada, terutama terkait guru dan
infrastruktur. Pada akhirnya, tujuan utama Kurikulum Merdeka adalah mencetak
generasi yang mandiri, adaptif, dan siap menghadapi tantangan global.
A. Pengertian Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka
adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pada fleksibilitas dalam proses
pembelajaran, memberi kebebasan kepada guru untuk menentukan cara mengajar,
serta memberi siswa ruang untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Tujuan
utamanya adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, serta karakter
yang kuat pada siswa, sesuai dengan kebutuhan zaman yang dinamis.
B. Dasar-Dasar Kurikulum Merdeka
C. Prinsip-Prinsip Kurikulum Merdeka
D. Karakteristik Kurikulum Merdeka
E. Kelebihan Kurikulum Merdeka
F. Kelemahan Kurikulum Merdeka
G. Cara Menyelesaikan Kekurangan Guru dalam Kurikulum Merdeka.
H. Analisis SWOT Kurikulum Merdeka
Strengths (Kekuatan):
Weaknesses (Kelemahan):
Opportunities
(Peluang):
Threats (Ancaman):
Dengan analisis SWOT ini, pengembangan lebih
lanjut bisa dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dan memaksimalkan kelebihan dari
Kurikulum Merdeka.
Daftar Pustaka
1.
Arifin,
Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
2.
Fadhli,
Muhammad. Kurikulum Merdeka: Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Deepublish,
2021.
3.
Mulyasa,
E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014.
4.
Muslich,
Masnur. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi. Jakarta: Bumi
Aksara, 2011.
5.
Suharsimi,
Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
6.
Tilaar,
H.A.R. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
Zubaedi. Desain
Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2011.