PETA GERAKAN ISLAM DAN MAHASISWA Unggul, Islami, & Santri
PETA GERAKAN ISLAM DAN MAHASISWA

Keterangan Gambar : Dr. KH. Abdul Wadud Nafis, Lc., M.E.I. (Ketua Yayasan Kyai Syarifuddin Lumajang)


Oleh : Dr. Abdul Wadud Nafis, Lc., M.E.I.

 

Gerakan mahasiswa selalu menjadi motor perubahan sosial dan politik di Indonesia. Sejak era kemerdekaan hingga Reformasi 1998, kelompok-kelompok mahasiswa telah memainkan peran penting dalam membentuk arah kebijakan negara. Di tengah dinamika tersebut, gerakan Islam di kalangan mahasiswa juga tak kalah berpengaruh. Dengan beragam orientasi ideologi, gerakan ini menawarkan kontribusi yang signifikan, baik dalam aspek spiritual, sosial, maupun politik.

 

Gerakan Islam di kampus-kampus Indonesia hadir sebagai bentuk respons terhadap kebutuhan akan ruang intelektual dan spiritual yang lebih mendalam. Mahasiswa yang notabene adalah agen perubahan, sering kali menjadikan Islam sebagai landasan nilai dalam berbagai aksi dan pemikiran. Gerakan ini tidak hanya berfokus pada dakwah dan pendidikan agama, tetapi juga memperjuangkan isu-isu kebangsaan, keadilan, dan demokrasi.

 

Untuk memahami dinamika gerakan Islam di kalangan mahasiswa, penting untuk memetakan organisasi-organisasi yang terlibat dan bagaimana masing-masing kelompok ini mengartikulasikan visinya. Dengan demikian, kita dapat melihat bagaimana gerakan Islam turut membentuk wajah intelektual dan politik Indonesia.

 

Melalui pemetaan ini, kita akan menelusuri lebih jauh bagaimana Gerakan Tarbiyah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan lainnya, berperan dalam membentuk identitas mahasiswa serta kontribusinya bagi bangsa. Di balik keberagaman tersebut, gerakan-gerakan ini memiliki kesamaan visi, yaitu menjadikan Islam sebagai landasan etis untuk perbaikan masyarakat.

 

Mari kita eksplorasi lebih dalam bagaimana berbagai elemen gerakan Islam di kalangan mahasiswa ini berinteraksi, berkolaborasi, dan terkadang berkompetisi dalam membangun masa depan yang lebih baik.

 

Gerakan Islam di kalangan mahasiswa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang beragam sejak era kemerdekaan hingga saat ini. Berikut adalah beberapa peta gerakan Islam yang dominan di kalangan mahasiswa:

 

1.    Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

 

PMII adalah sayap mahasiswa dari Nahdlatul Ulama (NU), yang didirikan pada 1960. PMII berfokus pada pengembangan pemikiran Islam tradisional ala Ahlussunnah wal Jamaah. Organisasi ini juga terlibat aktif dalam berbagai gerakan sosial, politik, dan pendidikan. Dengan basis pemikiran yang pluralis dan moderat, PMII banyak bergerak di bidang advokasi sosial dan hak asasi manusia.

 

2.    Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

 

HMI adalah salah satu organisasi mahasiswa Islam terbesar dan tertua di Indonesia, didirikan pada 1947. HMI fokus pada perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan menjaga nilai-nilai keislaman di kalangan mahasiswa. Pada perkembangannya, HMI telah terlibat aktif dalam banyak pergerakan politik dan sosial, baik selama Orde Lama, Orde Baru, maupun era Reformasi. HMI dikenal memiliki sayap pemikiran yang luas, mulai dari yang moderat hingga progresif.

 

3.    Gerakan Tarbiyah

 

Gerakan Tarbiyah berakar pada ideologi Ikhwanul Muslimin dari Mesir. Ini muncul di kampus-kampus Indonesia pada 1980-an, dengan tujuan mendidik (tarbiyah) mahasiswa melalui pengajian-pengajian, halaqah, dan kegiatan keislaman lainnya. Gerakan ini berfokus pada pembentukan kader-kader Muslim yang kuat secara moral, intelektual, dan spiritual. Kelompok ini kemudian berkembang menjadi salah satu kekuatan politik dengan terbentuknya Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

 

4.    Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

 

Sebagai bagian dari Muhammadiyah, IMM didirikan pada 1964 dan memiliki fokus pada gerakan pemurnian ajaran Islam serta pendidikan. IMM berperan aktif dalam mengembangkan kapasitas intelektual mahasiswa, terutama dalam kerangka pemikiran modern Islam. IMM juga sering terlibat dalam isu-isu pendidikan, sosial, dan keumatan di kampus-kampus.

 

5.    Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

 

KAMMI lahir di masa Reformasi, pada 1998, sebagai wadah bagi mahasiswa Muslim yang terlibat aktif dalam perjuangan demokrasi dan reformasi di Indonesia. Meskipun awalnya dekat dengan Gerakan Tarbiyah dan PKS, KAMMI telah berkembang menjadi organisasi independen yang kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah, baik di era reformasi maupun setelahnya.

 

6.    Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

 

LDK adalah organisasi dakwah yang biasanya berbasis di kampus-kampus. LDK berkembang pesat di era 1990-an dan 2000-an dengan fokus pada aktivitas dakwah, kajian keislaman, dan pengembangan diri mahasiswa. LDK menjadi salah satu gerakan paling aktif dalam memperkuat gerakan Islam di lingkungan pendidikan tinggi, dengan acara-acara seperti kajian, seminar, dan pelatihan keagamaan.

 

7.    Gerakan Salafi

 

Gerakan ini, yang terinspirasi oleh ajaran Salafi/Wahabi, juga hadir di beberapa kampus. Mereka menekankan kembali kepada ajaran Islam murni berdasarkan Al-Quran dan Hadis serta menolak inovasi dalam agama (bid’ah). Gerakan ini cenderung bersikap non-politik, namun memiliki pengaruh kuat dalam pembentukan pola pikir dan gaya hidup keagamaan mahasiswa.

 

8.    Jaringan Islam Liberal (JIL) dan Gerakan Progresif

 

JIL adalah gerakan yang mengadvokasi pemikiran Islam yang lebih terbuka dan modern, menekankan pada nilai-nilai kebebasan, toleransi, dan hak asasi manusia. Meskipun tidak memiliki organisasi mahasiswa formal, pemikiran JIL dan gerakan progresif lainnya mendapatkan pengikut di kalangan mahasiswa melalui diskusi-diskusi dan kajian di luar kampus.

 

9.    Kelompok-kelompok Kajian Keislaman Mandiri

 

Selain organisasi-organisasi besar, ada juga berbagai kelompok kajian mandiri yang lahir dari inisiatif mahasiswa di berbagai kampus. Kelompok-kelompok ini fokus pada kajian keislaman, diskusi intelektual, dan gerakan moral. Mereka sering kali lebih fleksibel dan tidak terikat oleh ideologi atau organisasi besar tertentu.

 

Pengaruh Gerakan Islam di Kampus:

 

Gerakan-gerakan Islam ini telah memainkan peran besar dalam membentuk identitas, pemikiran, dan arah politik mahasiswa di Indonesia. Mereka sering kali mempengaruhi wacana sosial, kebijakan kampus, hingga gerakan-gerakan politik yang lebih luas. Pada masa-masa tertentu, gerakan mahasiswa berbasis Islam juga terlibat dalam gerakan nasional seperti Reformasi 1998, serta isu-isu kontemporer seperti HAM, demokrasi, dan keadilan sosial.

 

Dengan keberagaman latar belakang ideologis dan orientasi gerakan, peta gerakan Islam di kalangan mahasiswa tetap dinamis dan terus berkembang mengikuti perubahan sosial-politik di Indonesia.

 

Penutup

 

Gerakan Islam di kalangan mahasiswa bukan sekadar gerakan keagamaan, melainkan cerminan dari dinamika pemikiran, moral, dan tanggung jawab sosial yang berakar pada nilai-nilai Islam. Berbagai kelompok, dari yang moderat hingga progresif, dari yang fokus pada spiritualitas hingga aktivisme politik, menunjukkan bahwa Islam memiliki tempat yang kuat dalam membentuk karakter dan arah perubahan mahasiswa di Indonesia.

 

Dengan segala keragamannya, gerakan-gerakan ini terus beradaptasi terhadap tantangan zaman. Mereka tidak hanya menghidupkan semangat intelektual dan keagamaan di lingkungan kampus, tetapi juga menjadi bagian penting dari gerakan sosial dan politik nasional. Di tangan para mahasiswa, Islam menjadi lebih dari sekadar keyakinan—ia menjadi pijakan untuk membangun bangsa yang lebih adil, inklusif, dan bermartabat.

 

Pada akhirnya, peran gerakan Islam di kalangan mahasiswa tidak akan pernah pudar. Justru, ia akan terus berkembang seiring dengan perubahan sosial, menghadirkan kontribusi yang signifikan dalam mengawal Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

 

Daftar Pustaka

 

  1. Anwar, M. Syafi'i. Pemikiran dan Gerakan Islam di Indonesia. Jakarta: Paramadina, 2003.
  2. Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII. Bandung: Mizan, 1994.
  3. Fealy, Greg dan Sally White (eds.). Expressing Islam: Religious Life and Politics in Indonesia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2008.
  4. Hasan, Noorhaidi. Laskar Jihad: Islam, Militancy, and the Quest for Identity in Post-New Order Indonesia. Ithaca: Cornell University Press, 2006.
  5. Hefner, Robert W. Civil Islam: Muslims and Democratization in Indonesia. Princeton: Princeton University Press, 2000.
  6. Hilmy, Masdar. Islamism and Democracy in Indonesia: Piety and Pragmatism. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2010.
  7. Latif, Yudi. Indonesian Muslim Intelligentsia and Power. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2008.
  8. Salim, Arskal. Challenging the Secular State: The Islamization of Law in Modern Indonesia. Honolulu: University of Hawaii Press, 2008.
  9. Zainuddin, Zulkifli. Islamic Radicalism and Minorities: The Case of Islamic Defender Front (FPI) and Violence against Religious Minorities in Indonesia. Ph.D. Dissertation, Utrecht University, 2011.
  10. Woodward, Mark R. Java, Indonesia and Islam. New York: Springer, 2011.